Novak Djokovic Dapatkan Gelar Wimbledon Keempat
Petenis berkebangsaan Serbia, Novak Djokovic sukses memenangi titel Grand Slam pertamanya dalam 25 bulan terakhir di hari Minggu (15/07) waktu setempat dengan kemenangan titel ke empat Wimbledon dalam kariernya (2011, 2014, serta 2015).
Petenis favorit ke-12, Djokovic mengkandaskan petenis favorit ke-8 asal Afrika Selatan, Kevin Anderson dengan 6-2, 6-2, 7-6 di partai final yang dilihat Pangeran William, Kate Middleton, serta perdana menteri Inggris, Theresa May.
Dengan 13 titel Grand Slam yang sudah dikantonginya, Djokovic saat ini ada ditempat ke empat dalam daftar petenis putra dengan titel Grand Slam nomer tunggal paling banyak sesudah Roger Federer (20), Rafael Nadal (17), serta Pete Sampras (14).
Menjadi petenis putra dengan posisi paling rendah yang memenangi titel Wimbledon semenjak petenis posisi 125 dunia, Goran Ivanisevic yang memenangkannya pada musim 2001, Djokovic akan kembali tembus posisi 10 besar, persisnya di posisi 10 dunia, untuk pertama kali semenjak 30 Oktober 2017.
Setahun lalu, Djokovic mengundurkan diri dari set ke-2 pada pertandingan perempatfinal Wimbledon melawan petenis berkebangsaan Ceko, Tomas Berdych disebabkan cedera pada siku kanan, yang membuatnya tidak hadir di dunia tenis sepanjang enam bulan.
Djokovic kembali bersaing musim ini dengan tehnik servis yang lebih halus serta membangun kembali rasa percaya dirinya dalam beberapa bulan terakhir, termasuk juga maju ke semi final di Roma (kalah dari Nadal) serta selesai menjadi runner up di Queen`s Club, final kompetisi ATP pertamanya dalam setahun terakhir.
Pada dua set pertama, Djokovic tampak memberikan penampilan yang sangat luar biasa, ia hanya membiarkan Anderson merampas dua game saja.
Tetapi, Anderson dengan keyakinan diri yang mulai bertambah di set ke-3, mulai temukan irama pada servis serta groundstroke yang menahan Djokovic menguasai rally-rally di ruang baseline. Anderson bahkan juga mendapat tiga kesempatan set poin, namun ia tidak dapat memanfaatkannya dengan baik sesudah Djokovic sukses mengamankannya serta memaksakan set tiebreak yang pada akhirnya dimenangkan Djokovic serta berubah menjadi kemenangan yang emosional.
Dengan 13 titel Grand Slam yang sudah dikantonginya, Djokovic saat ini ada ditempat ke empat dalam daftar petenis putra dengan titel Grand Slam nomer tunggal paling banyak sesudah Roger Federer (20), Rafael Nadal (17), serta Pete Sampras (14).
Menjadi petenis putra dengan posisi paling rendah yang memenangi titel Wimbledon semenjak petenis posisi 125 dunia, Goran Ivanisevic yang memenangkannya pada musim 2001, Djokovic akan kembali tembus posisi 10 besar, persisnya di posisi 10 dunia, untuk pertama kali semenjak 30 Oktober 2017.
Setahun lalu, Djokovic mengundurkan diri dari set ke-2 pada pertandingan perempatfinal Wimbledon melawan petenis berkebangsaan Ceko, Tomas Berdych disebabkan cedera pada siku kanan, yang membuatnya tidak hadir di dunia tenis sepanjang enam bulan.
Djokovic kembali bersaing musim ini dengan tehnik servis yang lebih halus serta membangun kembali rasa percaya dirinya dalam beberapa bulan terakhir, termasuk juga maju ke semi final di Roma (kalah dari Nadal) serta selesai menjadi runner up di Queen`s Club, final kompetisi ATP pertamanya dalam setahun terakhir.
Pada dua set pertama, Djokovic tampak memberikan penampilan yang sangat luar biasa, ia hanya membiarkan Anderson merampas dua game saja.
Tetapi, Anderson dengan keyakinan diri yang mulai bertambah di set ke-3, mulai temukan irama pada servis serta groundstroke yang menahan Djokovic menguasai rally-rally di ruang baseline. Anderson bahkan juga mendapat tiga kesempatan set poin, namun ia tidak dapat memanfaatkannya dengan baik sesudah Djokovic sukses mengamankannya serta memaksakan set tiebreak yang pada akhirnya dimenangkan Djokovic serta berubah menjadi kemenangan yang emosional.
Post a Comment