Del Potro Lolos Ke Final Grand Slam Untuk Kedua Kalinya
Juan Martin del Potro sukses maju ke final Grand Slam ke-2 dalam karirnya. Sesudah juara US Open musim 2009, del Potro merampas kemenangan dua set pertama dengan 7-6, 6-2, rivalnya yang disebut petenis rangking 1 dunia sekaligus juga juara bertahan, Rafael Nadal pilih mengundurkan diri sesudah lututnya alami kelelahan.
Sembilan tahun lalu , petenis jangkung Argentina, del Potro memenangi titel Grand Slam pertamanya di Flushing Meadows. Tapi, empat operasi pergelangan tangan mengirimkannya ke rangking 1.045 dunia pada Februari 2016. Saat ini tiada disangsikan lagi, ia tampil tambah lebih baik dengan menempati rangking 3 dunia serta berupaya untuk akhiri puasa titel Grand Slam dalam hampir satu dekade terakhir.
Saat unggul 4-3, Nadal mesti membebat lutut kanannya, sebelum membukanya serta membebatnya lagi di awalnya set ke-2. Tapi, sesudah del Potro melesatkan satu forehand winner untuk tutup set ke-2 – winner ke-29 del Potro dalam semi final itu – Nadal tidak dapat meneruskan laga.
Walau bagaimanapun, Nadal masih tetap menuliskan prestasi luar biasa di semi final Grand Slam dengan catatan 24-5. Nadal sudah memenangi 11 dari 17 laga menantang del Potro, termasuk juga lima dari tujuh laga Grand Slam yang mereka jalani. Kedua-duanya sudah berjumpa 4x dalam lima Grand Slam paling akhir, termasuk juga di US Open.
Di awalnya laga, ke-2 petenis lakukan beberapa kekeliruan yang membuat mereka kehilangan service permainan masing-masing. Tapi, mereka lalu tingkatkan level game mereka, termasuk juga menyerang forehand masing-masing . Del Potro lantas memperoleh dua kesempatan set poin pada posisi 5-4, tapi tidak dapat memanfaatkannya . Tapi, momentum kelihatannya belumlah berpihak pada petenis favorit pertama, Nadal sesudah del Potro sangat kuat dari ruang baseline di set tiebreak.
Del Potro diketahui menjadi salah satu petenis dengan forehand yang beresiko, tapi ia juga mempunyai serangan mematikan dengan backhandnya. Ia juga tampil dengan baik memakai servisnya untuk buka lapangan.
Saat unggul 4-3, Nadal mesti membebat lutut kanannya, sebelum membukanya serta membebatnya lagi di awalnya set ke-2. Tapi, sesudah del Potro melesatkan satu forehand winner untuk tutup set ke-2 – winner ke-29 del Potro dalam semi final itu – Nadal tidak dapat meneruskan laga.
Walau bagaimanapun, Nadal masih tetap menuliskan prestasi luar biasa di semi final Grand Slam dengan catatan 24-5. Nadal sudah memenangi 11 dari 17 laga menantang del Potro, termasuk juga lima dari tujuh laga Grand Slam yang mereka jalani. Kedua-duanya sudah berjumpa 4x dalam lima Grand Slam paling akhir, termasuk juga di US Open.
Di awalnya laga, ke-2 petenis lakukan beberapa kekeliruan yang membuat mereka kehilangan service permainan masing-masing. Tapi, mereka lalu tingkatkan level game mereka, termasuk juga menyerang forehand masing-masing . Del Potro lantas memperoleh dua kesempatan set poin pada posisi 5-4, tapi tidak dapat memanfaatkannya . Tapi, momentum kelihatannya belumlah berpihak pada petenis favorit pertama, Nadal sesudah del Potro sangat kuat dari ruang baseline di set tiebreak.
Del Potro diketahui menjadi salah satu petenis dengan forehand yang beresiko, tapi ia juga mempunyai serangan mematikan dengan backhandnya. Ia juga tampil dengan baik memakai servisnya untuk buka lapangan.
Post a Comment